Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang manfaat kerja prestatif. Namun, tidak semua hal yang dikaitkan dengan jenis kerja ini dianggap sebagai manfaat. Berikut adalah beberapa contoh dari hal-hal yang bukan termasuk manfaat dari kerja prestatif.
1. Stres
Bukan rahasia lagi bahwa stres dapat berdampak negatif pada kesehatan kita baik itu secara fisik maupun mental. Kerja prestatif bisa menjadi salah satu penyebab stres karena tekanan dan tanggung jawab yang tinggi dalam mencapai tujuan tertentu.
Meskipun tekanan dan target mendorong kita untuk bekerja lebih keras dan lebih efisien, risiko stres menjadi sangat besar terutama jika cara kita menghadapi tekanan tersebut tidak tepat. Terlalu banyak bekerja dapat menyebabkan pengendapan stress dalam tubuh kita sehingga memengaruhi performance kerja hingga kemudian menimbulkan masalah psikologi seperti demam stres atau kelelahan berkepanjangan.
2. Pengorbanan waktu keluarga
Kerja prestatif membuat para pekerja bekerja lebih ekstra melebihi jam kantor atau jam normalnya. Hal ini mengakibatkan hilangnya waktu yang berharga dengan keluarga, anak-anak, atau pasangan kita. Meskipun ingin capai target kerja, terkadang kita harus mengorbankan waktu bersama keluarga. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan keluarga juga meningkat dan tentunya bisa membuat kita merasa bersalah jika kurang memberikan perhatian kepada mereka.
3. Kesehatan yang buruk
Kerja prestatif yang dilakukan secara terus-menerus dan dalam jangka panjang dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan fisik kita seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, hingga masalah tulang belakang serta jantung.
Ketika bekerja sampai larut malam atau bahkan tidak ada istirahat sama sekali membuat tubuh kelelahan dan tidak bisa istirahat seperti seharusnya. Selain itu dengan gaya hidup yang tidak seimbang antara bekerja dan beraktivitas fisik di luar kantor dapat menimbulkan masalah kesehatan.
4. Kurangnya kreativitas
Kerja prestatif yang setiap hari dilakukan dengan jam kerja yang sangat panjang tanpa henti-hentinya menyebabkan penurunan kreativitas walaupun tujuan kerja sudah dicapai.
Mungkin target pertama sudah berhasil dicapai, namun ketika ditanya untuk menciptakan ide baru maka terasa sulit sekali karena otak sudah lelah dan overload dengan beban kerja serta stress sehingga tak mampu lagi untuk bersikap kreatif.
5. Kurang tidur
Salah satu hal utama dari kerja prestatif adalah kebutuhan untuk bekerja sampai larut malam atau bahkan sepanjang malam. Hal ini dapat mengganggu waktu tidur kita, dan akibatnya bisa memiliki efek merugikan pada kesehatan kita.
Ketika kurang tidur, sistem imun tubuh melemah dan akan mudah terkena penyakit. Selain itu, pikiran pun menjadi lebih cepat lelah dan tidak fokus.
Kesimpulan
Meskipun kerja prestatif memiliki banyak manfaat, namun tidak selalu semua hal yang terkait dengan jenis kerja ini bisa dikategorikan sebagai manfaat. Beberapa contoh di atas seperti stres, pengorbanan waktu keluarga, kesehatan yang buruk, kurangnya kreativitas dan kurang tidur adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan kerja prestatif.
Saat memutuskan untuk melakukan jenis pekerjaan ini, penting untuk memperhatikan dampak negatif dari cara bekerja tersebut pada kesehatan fisik dan mental kita serta lingkungan sekitar. Penting juga untuk menemukan cara untuk menghindari atau meminimalkannya agar terus bisa melakukan pekerjaan dengan maksimal tanpa harus kehilangan kemampuan fisik maupun mental karena overloading pekerjaan.