Tumbuhan adalah makhluk hidup yang tidak bisa bergerak seperti hewan. Namun, mereka juga membutuhkan sumber energi untuk mempertahankan hidup mereka dan berkembang biak. Seperti hewan, tumbuhan juga melakukan respirasi untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP (adenosin trifosfat). Namun, karena tumbuhan tidak bisa bergerak untuk mencari makanan dan sumber nutrisi lainnya, mereka harus mencari cara lain untuk mendapatkan energi.
Salah satu cara yang dimiliki oleh tumbuhan untuk mendapatkan energi adalah melalui fotosintesis. Melalui fotosintesis, tumbuhan dapat mengubah cahaya matahari menjadi bentuk energi yang dapat digunakan oleh tubuh mereka. Namun, proses fotosintesis hanya dapat terjadi pada saat siang hari ketika ada cahaya matahari yang cukup.
Selain fotosintesis, ada sumber energi lain yang dimanfaatkan oleh tumbuhan yaitu energi angin. Energi angin dapat membantu dalam proses berbunga pada tanaman-tanaman tertentu. Beberapa tanaman memiliki bunga-bunga yang bergantung pada angin agar bijinya tersebar ke tempat-tempat baru dan subur.
Ada dua jenis tanaman yang menggunakan bantuan dari angin dalam proses perkembangan bunga mereka. Jenis pertama adalah tanaman yang memiliki bunga jantan dan betina terpisah di dalam satu pohon atau tanaman. Tanaman ini biasa disebut dengan istilah dioecious atau gonochoric plants. Contohnya seperti mangga dan jambu.
Jenis kedua adalah tanaman yang memiliki bunga uniseksual, yaitu hanya terdapat bunga jantan atau betina pada satu tumbuhan. Tanaman ini disebut dengan istilah monoecious atau hermaphroditic plants. Contohnya seperti jagung dan labu.
Bagaimana energi angin dimanfaatkan oleh tanaman?
Tanaman-tanaman dioecious dan monoecious menggunakan strategi yang berbeda dalam memanfaatkan energi angin untuk proses berbunga mereka.
Pada tanaman-tanaman dioecious, bunga jantan dan betina terpisah sehingga membutuhkan polinator untuk membawa serbuk sari antara betina ke jantan. Namun, karena ada beberapa jenis tanaman yang tidak memiliki polinator yang efektif, maka mereka mengandalkan angin untuk membantu penyerbukan.
Bunga-bunga pada tumbuhan dioecious biasanya lebih kecil daripada pada tumbuhan monoecious karena mereka harus dapat menahan hantaman angin yang kencang. Banyak tumbuhan dioecious juga mengeluarkan serbuk sari dalam jumlah besar sehingga peluang penyerbukan akan semakin besar ketika ada hantaman angin yang kuat.
Pada tanaman-tanaman monoecious, bunga jantan dan betina berada pada satu pohon atau tumbuhan sehingga tidak memerlukan polinator untuk memindahkan serbuk sari. Namun, mereka masih memerlukan bantuan angin untuk membantu menyebar serbuk sari di antara bunga-bunga mereka.
Tumbuhan-tumbuhan monoecious memiliki bunga jantan yang terletak di bagian atas dan betina yang terletak di bagian bawah. Bunga jantan biasanya mengeluarkan serbuk sari dalam jumlah banyak dan dengan ukuran yang kecil sehingga dapat dengan mudah terbawa oleh angin. Sedangkan bunga betina memiliki stigma yang lebat sehingga dapat menangkap serbuk sari dari udara.
Namun, tidak semua tumbuhan monoecious memiliki strategi ini. Beberapa jenis tanaman monoecious juga menghasilkan bunga jantan dan betina yang berada pada tempat-tempat yang berbeda, seperti pada jagung.
Selain itu, beberapa tumbuhan monoecious juga dapat bergantung pada hewan polinator ketika kondisi lingkungan tidak cocok atau ketika intensitas angin sangat rendah.
Manfaat energi angin bagi tumbuhan
Energi angin memberikan banyak manfaat bagi tumbuhan dalam proses perkembangan bunga mereka. Beberapa manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penyerbukan tanpa perlu polinator
Tumbuhan-tumbuhan dioecious dan monoecious dapat melakukan penyerbukan tanpa perlu adanya polinator karena adanya energi angin. Hal ini sangat penting terutama ketika populasi polinator semakin menurun atau kondisi lingkungan tidak mendukung keberadaan polinator.
2. Penyebaran biji ke tempat yang lebih subur
Energi angin juga membantu dalam penyebaran biji ke tempat-tempat yang lebih subur. Ketika angin membawa serbuk sari dari satu bunga ke bunga lainnya, maka peluang biji tumbuh di tempat baru akan meningkat.
3. Memperkuat batang dan ranting tanaman
Tumbuhan-tumbuhan yang hidup di daerah dengan angin kencang biasanya memiliki batang dan ranting yang lebih kuat. Ini disebabkan karena adanya tekanan dari angin yang membuat batang dan ranting mereka semakin kuat dalam menahan tekanan tersebut.
4. Mengurangi risiko penyebaran penyakit
Ketika tumbuhan memerlukan polinator untuk melakukan penyerbukan, maka risiko penyebaran penyakit akan semakin besar karena ada kemungkinan polinator membawa penyakit dari satu bunga ke bunga lainnya. Namun, ketika menggunakan energi angin, risiko ini dapat dikurangi.
5. Penghematan biaya bagi petani
Petani dapat menghemat biaya pembelian polinator ketika tumbuhan-tumbuhan mereka dapat melakukan penyerbukan dengan menggunakan energi angin sebagai gantinya.
Kesimpulan
Energi angin memberikan banyak manfaat bagi tumbuhan dalam proses perkembangan bunga mereka. Tumbuhan-tumbuhan dioecious dan monoecious memanfaatkannya dengan cara yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses berbunga mereka. Selain itu, energi angin juga membantu dalam memperkuat batang dan ranting tanaman serta mengurangi risiko penyebaran penyakit. Penggunaan energi angin juga dapat menghemat biaya bagi petani yang memerlukan polinator dalam usaha pertanian mereka.